m  a  s  n  a  w  i 

M u h a m m a d    I q b a l

 

 

wujudku adalah pahatan terbengkalai
kasar, tanpa bentuk dan belum muncul mutunya
Cinta lalu menghaluskannya: aku pun menjelma manusia
dan kuperoleh hikmah dari fitrah alam semesta

gerak nadi langit telah kukenal
pun darah mengalir di urat-urat bulan
sering malam hari kuratapai tujuan hidup manusia
hingga terkoyak tabir rahasia pada akhirnya
dan dari ruang percobaan kejadian
kuperah susunan rahasia kehidupan

bagai bulan, kuliputi malam dengan keindahan
akulah debu yang memeluk iman islam
iman meluas merongga lembah dan ngarai
dan menyalakan lagu api tak kunjung padam
sebutir dzarrah disemainya dan dipetiknya matahari
dituainya ratusan penyair seperti Attar dan Rumi

aku keluh : lalu membubung tinggi
aku asap, namun jadi barang berkobar
setelah diterbangkan cita luhur ke angkasa
penaku mencampakkan tabir rahasia
hingga setitik air merangkum lautan
dan pasir meluas menjadi gurun sahara

bukan sajak semata tujuanku menulis masnawi ini
pun bukan memuja keindahan dan menghibur semata
aku Muslim : bahasa Parsi bukan bahasa ibuku
seperti bulan sabit cawanku tak penuh
jangan cari gaya mempesona dalam sajakku
jangan cari Isfahan dan Kanshar kota puluhan penyair

 

( sastra sufi , Abd. Hadi WM )


d  o  '   a

A m i r  H a m z a h

 

 

dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, Kekasihku ?
dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat naik, setelah menghalaukan panas payah terik
angin malam berhembus lemah, menyejuk badan, melambungkan rasa menayang fikir, membawa angan ke bawah kursimu
hatiku tenteram menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya
kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap malam menyirak kelopak
aduh, Kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan cahyamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu !

 

( sastra sufi , Abd. Hadi WM )


syair perahu  ... (1)

H a m z a h   F a n s h u r i

 

 

inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah
membetuli jalan tempat berpindah
disanalah itikad diperbetuli sudah

wahai muda kenali dirimu
ialah perahu tamsil dirimu
tiadalah berapa lama hidupmu
ke akhirat jua kekal diammu

hai muda 'arif budiman
hasilkan kemudi dengan pedoman
alat perahumu jua kerjakan
itulah jalan membetuli insan

perteguh juga alat perahumu
hasilkan bekal air dan kayu
dayung pengayuh taruh di situ
supaya laju perahumu itu

sudahlah hasil kayu dan air
angkatlah pula sauh dan layar
pada beras bekal jantanlah taksir
niscaya sempurna jalan yang kabir

( ... bersambung ... )

 

( sastra sufi , Abd. Hadi WM )

 

 

 

 

PREVIOUS

HOME

NEXT